on Kamis, 24 Januari 2013

Bermacam-macam hard disk eksternal yang ada di Indonesia memang memiliki feature-feature yang unik. Ada yang memiliki feature anti air, anti benturan, dan lain sebagainya. Kali ini, Seagate menawarkan sesuatu yang cukup berbeda dari hard disk external yang ada dipasaran.
Seagate mengirimkan sebuah sampel pengujian kepada kami, yaitu Seagate Backup Plus Portable dengan kapasitas sebesar 1 TB. Sesuai dengan namanya, hard disk eksternal ini memang memiliki tujuan agar para pengguna dapat membuat backup data pada hard disk mereka. Semua itu bisa dilakukan dengan menggunakan jalur cepat USB 3.0. Walaupun begitu, kompatibilitasnya mampu membuat hard disk ini berjalan pada slot USB 2.0.
Slot USB 3.0 tersebut pun terletak pada bagian bawah dari hard disk eksternal ini. USB 3.0 ini sendiri memiliki bandwidth sampai dengan 5 Gbps. Tentu saja, sebuah hard disk yang beredar sampai saat ini belum dapat melampaui kecepatan bandwidth tersebut. Selain dengan menggunakan slot USB 3.0, ada lagi yang unik dari hard disk eksternal ini.
Jika Anda lihat garis yang ada di sekitar hard disk eksternal ini, sebenarnya kedua belah sisi dihubungkan dengan sebuah konektor. Seperti Seagate Go Flex, hard disk eksternal ini menggunakan converter mobile SATA to USB 3.0. Tentunya, saat Anda sedang tidak memakai hard disk eksternal ini dan memiliki hard disk internal berukuran 2,5″ lainnya, Anda dapat menggunakan konektor dari Seagate ini.
Lalu bagaimana dengan kinerjanya? Sebelum kita masuk lebih dalam, ada baiknya kita melihat platform pengujian serta paket penjualan dari hard disk eksternal Seagate Backup Plus Portable.

Platform Pengujian Hard Disk Eksternal Seagate Backup Plus Portable 1TB


  • Motherboard: Intel H67 LGA 1155
  • Prosesor: Intel Core i3 2100 3,1 GHz
  • RAM: Kingston DDR3 8 GB




  • Graphics Card: AMD Radeon HD 5550
  • Power Supply: Corsair CX 500


  • Input Device: Genius Keyboard and Mouse
  • Monitor: 18,5 inch LCD
  • Sistem Operasi: Microsoft Windows 7 64 bit

Kemasan Paket Penjualan

Beginilah kemasan dari hard disk eksternal Seagate Backup Plus Portable yang berkapasitas 1 TB
Pada paket penjualan tersebut, Anda akan mendapatkan perlengkapan seperti berikut ini:
Kabel USB 3.0
Dokumentasi

Pengujian

HDTune

Perbedaan yang dihasilkan oleh hard disk eksternal ini dibandingkan dengan sebuah hard disk eksternal USB 2.0 memang sangat jauh.

Crystal Disk Mark

Jika kinerja sequentialnya berbeda sangat jauh, ternyata kinerja random 512k nya pun juga memiliki rentang kinerja yang cukup signifikan.

Tes Transfer

Hard disk eksternal ini mampu menyelesaikan segala transfer data yang kami lakukan dengan waktu di bawah tiga menit!

Kesimpulan

Hard disk eksternal yang ada dipasaran saat ini memang sangat banyak. Selain itu, yang menggunakan interface USB 3.0 pun juga tidak sedikit. Akan tetapi, yang menawarkan solusi hard disk eksternal dengan converter USB 3.0 to mobile SATA hanyalah Seagate. Begitu pula dengan produk Seagate yang satu ini, Seagate Backup Plus Portable.
Kinerja yang ditawarkan Seagate melalui hard disk eksternal yang satu ini memang sangat baik. Tidak banyak hard disk eksternal dengan interface USB 3.0 yang mampu menembus kecepatan transfer data 100 MB/s. Seagate Backup Plus Portable saat ini telah mampu menembus batas kecepatan tersebut.
Hard disk eksternal ini memang cocok untuk semua orang, dari pengguna rumahan, kantoran, maupun para profesional. Dengan kinerja yang baik serta feature konektor yang ada, membuat hard disk eksternal yang satu ini menarik untuk dimiliki. Sayangnya, karena tidak memiliki feature tahan benturan, Anda yang seringkali menjatuhkan hard disk eksternal sebaiknya memilih hard disk dengan feature tersebut, bukan hard disk yang satu ini.

Kelebihan:

+ Kencang
+ Converter mobile SATA to USB 3.0

Kekurangan:

- Kinerja random 4 KB kurang baik

Data Teknis

ProdusenSeagate
Infohttp://www.seagate.com
Harga-
Distributor-
Telepon-
Kecepatan Putaran5400 RPM
Kapasitas1 TB
InterfaceSATA 6 Gbps

Siapa yang tak kenal dengan Solid State Drive (SSD) Intel seri 330? Seri ini merupakan seri entry level untuk SSD produksi Intel yang dijual dengan harga yang cukup ekonomis. Tetapi sepertinya Seri 330 sudah  menemui akhir umurnya karena penerusnya telah muncul dipasaran, SSD seri 335.
SSD atau Solid State Drive mulai naik daun karena kenaikan harga hard drive yang disebabkan oleh bencana alam yang terjadi di Thailand. Sebelumnya SSD dianggap terlalu mahal walau menawarkan performa storage yang jauh diatas hard disk biasa. Ketika harga hard drive mulai bersinggungan dengan SSD, pasar mulai menyadari potensi SSD sebenarnya. Mulailah bermunculan SSD dengan harga yang cukup ekonomis untuk kelas entry level, salah satunya adalah SSD Intel seri 3. Intel SSD Seri 330 menjadi salah satu yang paling populer dipasaran karena meskipun tergolong SSD entry level tetapi NAND yang digunakan bertipe synchronous, tidak seperti SSD entry level lainnya yang menggunakan NAND asynchronous. Ini membuat seri 330 menjadi seri yang cukup populer dipasaran, jadi wajar jika Intel mengeluarkan penerus dari seri ini dalam bentuk Intel SSD 335.
Penampakan SSD Intel baru ini berasal dari Jepang. Dengan code name SSDSC2CT2CT240A4K5, SSD ini hadir dengan kapasitas sebesar 240 GB. Seperti halnya seri 330 sebelumnya, garansi yang diberikan Intel untuk produk baru ini juga 3 tahun. Kontroller yang digunakan pun masih sama yaitu SandForce SF-2281, tetapi untuk NAND yang digunakan berbeda yaitu 20 nm MLC (multi-level cell).
Design yang digunakan masih mengusng konsep sederhana tanpa ornamentasi apa pun.
Form factor yang digunakan untuk SSD adalah 2.5 inci dengan ketebalan 9.5 mm. Koneksi yang diusung oleh Intel SSD 335 adalah SATA 6.0 Gbps, sama seperti seri terdahulu.
Harga dari Intel SSD 335 ini sebesar ¥ 16.980 atau kurang lebih USD $ 214. Cukup menarik untuk sebuah SSD dengan kapasitas 240 GB, mudah-mudahan jika produk ini telah tersedia Indonesia harga yang ditawarkan cukup bersahabat bagi kantong pengguna awam di dalam negeri. Selain kapasitas ini, seri 335 juga tersedia dalam kapasitas 80 GB dan 180 GB yang akan hadir pada awal 2013.
Sumber : Techpowerup

Bayangkan seluruh data penting Anda seumur hidup dapat Anda simpan dan backup kedalam sebuah USB Flashdisk berukuran satu ibu jari (thumbdrive) dengan kapasitas 1 Terabyte atau estimasi 1000 Gigabyte! Perangkat inilah yang akan dirilis Kingston dalam waktu dekat, Kingston DataTraveler HyperX Predator 3.0 1TB.
Pada ajang CES 2013 kemarin Kingston memperkenalkan perangkat storage berbasiskan flash memory dengan kapasitas luar biasa besar. USB Flashdisk Kingston DataTraveler HyperX Predator 3.0 ini dapat berjalan pada controller USB 3.0 dengan kecepatan membaca (read) maksimum 240 Megabyte per detik, dan kecepatan menulis (write) 160 Megabyte per detik. Flashdisk ini juga memilikibackward compatibility dengan controller USB 2.0, namun tentu saja dengan kecepatan yang sangat tidak optimal (peak 30 MB/s) untuk storage sebesar ini.
Kingston membalut USB Flashdisk premium ini dengan casing berbahan metal zinc alloy yang akan menjaga chip memory didalamnya terhadap benturan, namun sepertinya HyperX Predator ini masih belum dilengkapi pengaman water resistance untuk menghadapi kondisi extreme. Saat ini Kingston baru memasarkan USB HyperX Predator ini untuk model berukuran 512GB dengan bandrol harga US $1750, atau berkisar 17 juta Rupiah, harga yang sangat fantastis untuk sebuah storage device, sedangkan untuk model 1 Terabyte-nya diperkirakan baru akan dirilis pada awal tahun ini, dengan harga? Yang pasti tidak murah!
Sumber : http://www.jagatreview.com/2013/01/kingston-hyperx-predator-3-0-1tb-usb-flashdisk-terbesar-di-dunia/

Sebelumnya baru-baru ini Nikon baru saja merilis Video “Special Movie Bagaimana Lensa Nikkor Diproduksi“, ternyata hal ini tidak hanya dilakukan oleh Nikon saja. Salah satu produsen memori chip, RAM dan SSD ternama, Crucial, juga merilis video berdurasi 4 menit yang menceritakan bagaimana proses pembuatan produk SSD milik mereka dari tahap perancangan wafer silikon memori flash NAND yang akan digunakan hingga tahap packaging dan pengiriman produk SSD milik Crucial ini.
Didalam video ini terdapat banyak informasi yang unik dan menarik, khususnya mengenai bagaimana proses mendesign wafer silicon untuk chip memory, proses produksi wafer, perakitan wafer hingga menjadi chip memory, pengujian Quality & Control chip yang sudah diproduksi dan perakitan komponen SSD hingga menjadi produk jadi yang kita kenal sebagai storage SSD.
Sumber : http://www.jagatreview.com/2013/01/mau-tahu-bagaimana-ssd-dibuat-berikut-video-proses-produksi-ssd-milik-crucial/

Hari ini Apple memperkenalkan MacBook Pro 13″ Retina Display, sebuah notebook ukuran 13″ dengan resolusi layar 2560×1600 pixel. Dengan adanya produk ini, Apple berarti memiliki tiga varian notebook dengan layar 13 inci. Ukuran layar ini memang populer dan menjadi pilihan paling “pas” untuk banyak orang. Jika Anda adalah salah satu peminat MacBook, mana yang paling sesuai untuk Anda? JagatReview menjabarkan perbedaan signifikan antara MacBook Pro, MacBook Pro Retina Display (MBPr), dan MacBook Air.

Ukuran

Perbedaan yang paling menonjol tentu adalah ukuran ketiganya. MacBook Pro 13″ yang paling tebal dan berat, sampai 2,2kg beratnya. MacBook Air tetap paling tipis dan paling ringan, hanya 1,4kg. Sementara MacBook Pro Retina Display berada di tengah-tengah kedua produk itu, baik dalam ukuran maupun bobot. Berat MBPr adalah sekitar 1,7kg. Lebar dan panjang ketiganya kira-kira sama.

Layar

Feature utama yang digembargemborkan Apple hari ini adalah layar Retina Display, sehingga resolusi layar tentu adalah perbedaan yang juga menonjol. Layar MBPr memiliki kerapatan pixel 227 PPI. Kerapatan pixel ini sangat tinggi sehingga diklaim bahwa Anda tak mungkin dapat melihat pixel individu seberapa dekatpun Anda melotot. Lebih jauh lagi, layar MBPr adalah tipe IPS, dengan akurasi warna dan sudut pandang sangat tinggi. Feature yang sama juga digunakan di New iPad atau pada iPhone 5.
MacBook Pro 13″ biasa memiliki kerapatan pixel tepat setengahnya, yaitu 110PPI. Dengan resolusi hanya 1280×800 pixel, resolusi layar MBP ini termasuk rendah. Ingat, rata-rata notebook yang sekelas memiliki resolusi layar 1366 pixel atau lebih tinggi. MacBook Air 13″ memiliki resolusi sedikit lebih tinggi, yaitu 1440×900 pixel, sehingga lebih nyaman dilihat. Kedua tipe MacBook ini belum menggunakan layar IPS sehingga memiliki sudut pandang yang lebih terbatas.

Spesifikasi

MacBook Pro Retina Display sampai 50% lebih cepat.
MacBook Air merupakan yang paling terbelakang di faktor ini, dengan “hanya” dilengkapi processor Intel Core i5/i7 ULV. Clockspeed processor tersebut lebih rendah sekitar 35% dari processor yang digunakan pada kedua MacBook Pro. Selebihnya, spesifikasi RAM dan GPU ketiga MacBook dapat dibilang sama. Namun Anda perlu mengingat bahwa MacBook Pro yang “biasa” adalah satu-satunya yang dapat diupgrade setelah pembelian. Anda bahkan dapat memasangkan RAM sampai 16GB pada MacBook Pro 13″.

Feature

Port dan feature yang ditawarkan ketiga MacBook sangat beragam, tetapi coba kita mulai dengan kesamaannya terlebih dulu. Ketiga MacBook sama-sama dilengkapi 2 port USB3.0, Wi-Fi 802.11n, webcam HD 720p, backlit keyboard, bluetooth, dan slot SD Card. Bagaimana dengan perbedaannya?
MacBook Pro 13″ adalah satu-satunya yang memiliki port ethernet dan port Firewire 800. Jika Anda masih memiliki HDD berbasis Firewire, maka produk ini adalah satu-satunya pilihan bagi Anda, karena tidak ada adapter yang mengkonversi Firewire ke port I/O lain. MacBook Pro juga satu-satunya yang masih dilengkapi DVD Writer. Sementara, MacBook Pro Retina Display juga memiliki kelebihan, yaitu port HDMI terintegrasi dan dua port Thunderbolt.

Harga

Ujung-ujungnya, mungkin harga menjadi pertimbangan utama. MacBook Pro dan MacBook Air dihargai $500 lebih murah dari MacBook Pro Retina Display. Atau jika dibalik, dengan uang $1699 Anda hanya akan mendapatkan Macbook Pro Retina Display paling mendasar, dengan prosesor yang rendah dan storage yang terbatas. Padahal, dengan uang yang sama Anda bisa mendapatkan MacBook Pro atau MacBook Air dengan spesifikasi prosesor dan storage paling tinggi.
Semoga dengan perbandingan ini Anda dapat lebih yakin menentukan pilihan.
Sumber : http://www.jagatreview.com/2012/10/13-inci-yang-mana-apple-macbook-pro-vs-mbp-retina-display-vs-macbook-air/

Kali ini, kami akan mencoba menjawab pertanyaan yang ada di judul artikel ini, upgrade atau beli notebook baru? Bagaimana tidak, saat ini notebook berkembang dengan sangat pesatnya dalam segi prosesor. Hampir setiap tahun Intel memperkenalkan platform baru. Jika diingat-ingat, Intel Core i Arrandale hanya bertahan setahun dan takhtanya digantikan oleh Sandy Bridge. Dalam waktu dekat pun, posisi Sandy Bridge akan segera diambil alih oleh Ivy Bridge. Setiap pergantian platform, kinerja yang ditawarkan naik sekitar 20 – 30 persen. Hal ini membuat notebook lama Anda terasa kurang dapat memberikan kinerja bila dibandingkan dengan platform baru.
Setelah hampir dua tahun Anda menggunakan notebook, mungkin Anda akan berpikir untuk membeli sebuah unit notebook dengan alasan mencari kinerja yang lebih baik. Tetapi tunggu dulu, bagaimana bila Anda upgrade saja notebok lama Anda sehingga kinerjanya dapat melebihi kinerja notebook baru dengan dana yang hampir sama yang harus Anda keluarkan untuk membeli unit baru? Bagaimana bila Anda mengganti storage hard disk dengan SSD, apakah kinerjanya akan meningkat dengan signifikan? Kita akan lihat pada hasil benchmark di bawah ini.
Pada test ini, kami akan menggunakan notebook MSI tipe FX400 dengan prosesor Intel Core i5 450M, memori SODIMM DDR3 2GB, hard disk 500GB SATA, dan graphics card NVIDIA GeForce 325M 1GB yang telah berumur hampir 2 tahun. Notebook ini kami gunakan sehari-hari untuk menghasilkan review di JagatReview. Nantinya kami akan menjalankan beberapa test benchmark, lalu kami akan meng-upgrade storage dengan menggunakan storage SSD Intel 520 SATA dengan kapasitas 240GB dengan chipset Sandforce 2.
Kedua storage ini akan menjalani benchmark atau test yang sama untuk mendapatkan hasil yang dapat dibandingkan. Kenapa kami hanya melakukan upgrade pada storage? Penambahan memori (misalnya dari 2GB ke 4GB atau 8GB ) tidak terlalu memberikan peningkatan kinerja yang tinggi, hal ini sudah terbukti dari artikel kami sebelumnya “Upgrade Memory Pada Notebook”. Sebelumnya kami juga sempat melakukan test dengan upgrade SSD tetapi masih menggunakan SSD generasi pertama yang belum menggunakan chipset Sandforce pada artikel “Keuntungan Upgrade Hard Disk Notebook”.

Sysmark 2007

Pada test menggunakan Sysmark 2007, benchmark ini akan menjalankan aplikasi seperti:
  • Adobe® After Effects® 7
  • Adobe® Illustrator® CS2
  • Adobe® Photoshop® CS2
  • AutoDesk® 3ds Max® 8
  • Macromedia® Flash 8
  • Microsoft® Excel 2003
  • Microsoft® Outlook 2003
  • Microsoft® PowerPoint 2003
  • Microsoft® Word 2003
  • Microsoft® Project 2003
  • Microsoft® Windows Media™ Encoder 9 series
  • Sony® Vegas 7
  • SketchUp 5
  • WinZip® 10.0
Seluruh aplikasi secara bergantian akan menjalankan aplikasi ini secara otomatis, menjalankan berbagai pekerjaan sesuai dengan lingkup kerja dan kegunaannya. Pada akhir test, Anda akan disuguhkan berbagai angka yang akan menunjukkan kinerja dari sebuah sistem notebook atau desktop.
Pada hasil di atas, Anda dapat melihat bagaimana kinerja yang ditawarkan ketika menggunakan hard disk dan SSD. Pergantian storage dengan SSD meningkatkan kinerja hingga 30 persen lebih secara keseluruhan (preview rating). Kinerja dengan angka 180 pada Sysmark 2007 merupakan angka yang dapat dicapai oleh prosesor Intel Core i5 2430 Sandy Bridge ke atas. Semakin tinggi poinnya semakin baik.

Startup Windows7

Pada pengujian startup Windows7 ini, kami menghitung mulai dari kami menekan tombol on hingga notebook menyala dan menampilkan aplikasi Microsoft Office 2010 Word dan Excel. Untuk menghitungnya, kami menggunakan stopwatch. Semakin sedikit waktu yang dibutuhkan, semakin baik.
Penggantian storage dari hard disk dengan SSD ternyata mempercepat startup windows hingga 50 persen lebih, sehingga Anda dapat dengan cepat menyalakan Windows. Hal ini sebenarnya telah kami buktikan beberapa waktu lalu pada artikel “Perbandingan Start Up Hard Disk Vs SSD di Notebook”

Test Adobe PhotoShop CS5

Photoshop CS5 merupakan aplikasi editing gambar yang begitu populer dan banyak digunakan user. Kami mengujinya menggunakan Action bernama Photoshop Speed Test yang telah sedikit kami modifikasi untuk lebih mencerminkan operasi-operasi yang biasa dilakukan apabila bekerja dengan Photoshop. Aplikasi ini menekankan kepada kinerja prosesor dan memory yang baik. Hasil pengujian disajikan dalam satuan waktu. Semakin sedikit waktu yang dibutuhkan, semakin baik.
Hasil yang didapat pada test menggunakan Adobe Photoshop CS5 dalam mengolah gambar menunjukkan bahwa SSD dapat melakukan pekerjaan ini dengan sangat cepat sekali dibandingkan dengan menggunakan hard disk. Pekerjaan pengolahan gambar dapat dengan cepat sekali selesai, hingga 600 persen lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan hard disk.

Loading Game Lost Planet 2

Loading sebuah game juga menjadi cepat, hal ini sangat menyenangkan karena Anda tidak akan berlama-lama menunggu loading game, mulai dari Anda klik start hingga bermain di dalam game untuk membunuh lawan Anda. Dengan menggunakan SSD, loading game menjadi lebih cepat 100 persen.

Kesimpulan : SSD meningkatkan kinerja secara signifikan

Ternyata penggantian storage dari hard disk ke SSD dapat meningkatkan kinerja sebuah notebook dengan sangat signifikan. Pasti Anda akan berkata SSD masih mahal, lebih baik upgrade notebook. Ada benarnya ada salahnya, apakah dengan mengganti notebook baru, Anda akan mendapatkan kinerja yang sama dengan ketika Anda menggunakan SSD. Anda mungkin dapat mencapai nilai Sysmark 2007 dengan prosesor yang lebih tinggi, tetapi Anda tidak akan dapat menyamakan waktu startup Windows 7, kecepatan pengolahan gambar dengan Adobe Photoshop CS5, dan loading game.
Harga sebuah SSD saat ini mulai terjangkau, memang kapasitas yang ditawarkan masih belum dapat menyamai kapasitas hard disk. Namun, Anda mempunyai banyak keuntungan dengan upgrade tersebut selain kinerja yang tinggi, SSD mempunyai kelebihan lebih kuat terhadap getaran atau goncangan. Bila Anda bingung memilih SSD, Anda dapat melihat artikel: Round Up Test: SandForce 2 SSD.
Satu solusi yang cukup menarik adalah kami menemukan sebuah module optical drive yang dapat Anda isi dengan hard disk, Anda tinggal mencabut optical drive yang saat ini kami rasa mulai jarang digunakan dengan module ini. Masalah kapasitas storage telah terpecahkan, Anda tinggal menggunakan SSD sebagai primary storage untuk menjalankan sistem operasi dan hard disk lama Anda masukkan dalam module ini sebagai secondary storage untuk menyimpan data, atau Anda dapat membeli casing external untuk hard disk Anda. Jadi, upgrade atau beli notebook yang baru? Keputusan selalu ada di tangan Anda!


Sumber : http://www.jagatreview.com/2012/02/tips-upgrade-atau-beli-notebook-baru/